Jumat, 16 Desember 2016

Proses belajar dalam konteks : What – Why – How

Kebutuhan
 Motivasi
Perilaku
Belajar
Insentif
Tujuan
  
 




Dari gambar diatas bisa di lihat tampak ada tiga tahapan dalam konteks belajar, dijelaskan sebagai berikut :
a.      Pertama, siswa merasakan adanya kebutuhan (felt needs, drive) misalkan ia ingin meraih prestasi atau dia ingin mempertahankannya ( competition), baik karena timbul dari dalam diri sendiri (intrinsic) maupun karena dorongan dari luar (extrinsic) seperti guru, keluarga, lingkungan dan sekitarnya (Whiterington, 1952; woodwork & Marquis, 1957).
     Nah motivasi ini adalah langkah awal yang harus terpenuhi, sebelum akhirnya beranjak ke tahap selanjutnya. Kebutuhan ini menjadi semangat atau motivasi anak untuk beranjak ke sekolah, tentu tidak hanya datang ke sekolah tanpa mendapatkan ilmu. Tapi lebih termotivasi untuk benar-benar mencari ilmu.
b.      Kedua, siswa menyadari bahwa cara-cara belajar (pola-pola sambutan) yang selama ini biasanya ia gunakan (habits) atau keterampilan-keterampilan (skills) yang telah dimilikinya teryata tidak memadai dalam meningkatkan prestasinya. Ia akan cenderung memberlakukan pola-pola panggilan yang baru misalnya ia harus pandai memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan seefektif mungkin.
Artinya, murid haru melakukan hal diluar dari kebiasaan belajar sebelumnya yang membuatnya tidak menignkatkan prestasinya. Dia harus punya teknik-teknik belajar yang baru, harus punya motivasi baru agar kegiatan belajarnya membuat prestasinya meningkat.
c.       Ketiga, mencoba melakukan cara-cara atau pola-pola yang baru dan yang telah diketahuinya dan dipilihnya itu didalam praktik, mungkin ia gagal atau ia berhasil mencapai atau mempertahankan prestasi yang diinginkannya. Jika ternyata berhasil dia akan cenderung menggunakan pola-pola tersebut kembali dalam menghadapi tantangan, situasi atau masalah yang serupa.

Jika dikaitkan kedalam proses belajar mengajar sebagai suatu proses, dapat dikatakan siswa mulai akan belajar diawali dengan menciptakan situasi sedemikian rupa agar siswa mempunyai dorongan, motivasi, atau menimbulkan keinginan dan rasa kebutuhan dalam diri siswa. Kemudian siswa mencoba melakukannya, dan selanjutnya siswa dan guru khususnya dapat menimbang hasil dari belajar apakah berhasil atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar