Dalam STAD, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan disetiap
kelompok terdiri dari empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis
kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan materi pelajaran, lalu
siswa bekerja dalam satu tim mereka untuk memastikan bahwa setiap individu
memahami atau menguasai apa yang telah diterangkan oleh guru. Selanjutnya,
semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana
pada saat itu mereka tiadak diperbolehkan untuk saling membantu satu sama lain.
Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata nilai pencapaian
mereka sebelumnya dan kepada masing-masing tim akan diberikan point berdasarkan
dengan tingkat kemajuan yang diraih siswa dibaningkan hasil dari nilai mereka
sebelumnya. Poin ini kemudian dikumpulkan, dan bagi tim yang mengumpulkan point
terbanyak atau memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat atau
penghargaan lainnya,
Gagasan utama dari metode STAD ini adalah untuk memotivasi siswa supaya
dapat saling menudukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang
telah diajarkan. Jika mereka ingin timnya mendapatkan penghargaan, mereka harus membantu temannya untuk mempelajari materinya.
Pata siswa baru bisa bekerja sama tim setelah guru selesai menyampaikan
materinua. Mereka boleh bekerja sama dengan berpasangan dan membandingkan
jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian jawaban
masing-masing, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang kesulitan dalam
memahami materi.
Meski para siswa diperbolehkan bekerja sama tim, mereka tidak boleh
saling membantu dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tau materinya, tanggung jawab individual seperti
membantu siswa yang kesulitan, memberi penjelasan yang baik satu sama lain.
Karena satu-satunya cara agar tim mendapatkan point yaitu dengan cara setiap
anggota tim harus mampu menguasai informasi atau kemampuan yang telah
disampaikan. Karena skor yang didapat tim didasarkan atas kemajuan yang dibuat
anggota dibandingkan hasil sebelumnya (kesempatan
sukses bersama)
Metode ini lebih menekankan dalam mengatur kelas keimbang metode
komperhensif dalam mengajarkan mata pelajaran. Metode ini cocok digunakan untuk
mengajarkan kemandirian siswa, kerjasama tim, pemecahan konflik, dan lain-lain.
Sumber : Slavin, R. E. (2005).
Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung. Penerbit Nusa Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar