Keterbelakangan budaya itu adalah sebutan
yang diberikan oleh sekelompok masysrakat (yang mengatakan dirinya suda maju)
kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi pendudkung budaya,
kebudayaan pasti dinilai sebagai suatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari
kenyataan apakah kebudayaan itu tradisional atau sudah ketinggalan jaman. Oleh
karena itu penilaian dari masyarakat luar dinilai subjektif. Dan seharusnya
masyarakat bukan menilainya melainkan hanya melihat kesesuaian kebudayaan
tersebut terhadap perubahan jaman. Jika sesuai dengan perubahan jaman makan
dapat dikatakan maju, dan jika tidak sesuai maka dikatakan belum maju.
Sebenarnya tidak ada kebudayaan yang
mutlak statis atau mengalami kemandegan. Dan tidak ada kebudayaan yang tidak
berubah, sekurang-kurangnya ada bagian tertentu yang berubah walaupun tidak
secara utuh berubah. Terjadinya perubahan tidak ernah berhenti sepanjang masa,
bahkan perubahan kea rah yang negative. Apalagi dijaman sekarang perubahan
besar terjadi di dunia perkembangan iptek dan merambah ke seluruh bidang
kehidupan.
Khususnya dengan munculnya penemuan-penemuan
baru mengenai iptek, telekomunikasi, dan transportasi yang membuat bumi terasa
lebih kecil karena telekomunikasi seakan- akan menembus batasan Negara yang
dikenal dengan era globalisasi. Maka mudah terajadi pertukaran budaya antar
bangsa. Jika terjadi pertautan antar budaya baru dari luar dengan unsur
kebudayaan lama yang lambat barubah maka akan terjadilah apa yang disebut
dengan kesenjangan kebudayaan (cultural lag).
Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya
penemuan kebudayaan baru baik dari luar atau dari dalam masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan baru baik bersifat materil seperti peralatan pertanian, rumah
tangga, transportasi, telekomunikasi, dan yang bersifat nonmaterial seperti
paham atau konsep baru tentang budaya menabung, keluarga berencana, penghargaan
terhadap waktu dan lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena.
-
Letak
gaeografis tempat tinggal masyarakat (terpencil)
-
Penolakan
masyarakt terhadap datangnya unsur budaya baru karena dianggap dapat merusak
sendi masyarakat.
Itu
factor yang ke empat yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, semoga
dengan mengetahui factor ini masyarakat bisa mawas diri dan mencegah timbulnya
permasalahan dalam dunia pendidikan.
Sumber : Umar,Tirtarahardja. (2010). Pengantar
Pendidikan.Jakarta ;PT RINEKA CIPTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar