Rabu, 28 Desember 2016

Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia

   Dimensi Keindividuan
Lysen mengartikan individu sebagai “orang-seorang”, suatu yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in devide). Selanjutnya individu diartikan sebagai pribadi. Sejak lahir manusia telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lainnya, atau menjadi (seperti) dirinya sendiri. Tidak ada diri individu yang identic di muka bumi ini demikian kata M.J Langeveld (seorang pakar pendidikan tersohor di Negeri Belanda) yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki inidividualitas.
    Dua anak kembar yang berasal dari satu telur pun, yang lazim dikatakan seperti pinang dibelah dua, serupa dan sulit untuk dibedakan satu dari yang lain, hanya serupa tapi tidaklah sama, apalagi identic. Hal ini berlaku baik dari sifat fisik maupun psikisnya. Dikatakan bahwa setiap individu bersifat unik (tidak ada tara dan bandingannya).
    Karena adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan, semangat, dan daya tahan yang berbeda. Kecenderungan akan perbedaan ini sudah mulai tampak ketika sang anak sudah mulai menolak ajakan dari ibunya pada masa kanak-kanak. Perkembangan lebih lanjut mengungkapkan bahwa setiap orang memiliki sikap dan pilihan sendiri yang dipertanggungjawabkan sendiri, tanpa mengharapakan bantuan orang lain untuk ikut mempertanggungjawabkan.
     Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia. M.J Langeveld menyatakan bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri yang sangat kuat, meskipun di sisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya, sehingga memerlukan pihak lain (pendidik) yang dapat dijadikan tempat bergantung untuk memberi perlingungan dan bimbingan.
    Sifa-sifat yang telah digambarkan diatas yang secara potensial telah dimiliki sejak lahir perlu ditumbuhkembangkan melalui pendidikan agar bisa menjadi kenyataan. Sebab tanpa dibina melalui pendidikan, benih-benih individualitas yang sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya suatu kepribadian unik akan tetap tinggal laten. Dengan kata lain kepribadian seseorang tidak akan terbentuk dengan semestinya sehingga seseorang tidak memiliki warna kepribadian yang khas sebagai miliknya.

Sumber : Umar,Tirtarahardja. (2010). Pengantar Pendidikan.Jakarta ;PT RINEKA CIPTA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar