Diselenggarakannya pendidikan
multicultural di dalam dunia pendidikan dapat menjadi solusi nyata bagi konflik
disharmonisasi yang terjadi pada masyarakat, khususnya dimasyarakat Indonesia
yang terdiri dari banyak budaya, dan banyak unsur-unsur sosial. Dengan kata
lain, pendidikan multicultural dapat menjadi sarana alternative pemecah konflik
sosial budaya. Struktur sosial dan budaya masyarakat Indonesia yang beragam menjadi tantangan besar bagi dunia
pendidikan di Indonesia untuk mengolah perbedaan tersebut.
Saat ini pedidikan multicultural mempunyai
dua tanggung jawab besar, yaitu mempersiapkan Indonesia dalam menghadapi budaya
luar dalam arus globalisasi yang tinggi dan menyatukan bangsa insonesia yang
terdiri dari berbagai macam budaya. Namun pada kenyataannya, pendidikan
multicultural belum digunakan dalam proporsi yang benar. Maka, sekolah dan
perguruan tinggi dapat mengembangkan pendidikan multicultural dengan model masing-masing
sesuai dengan otonimi pendidikan atau sekolahnya sendiri.
Model-model pendidikan soal kebangsaan
memang sudah ada, namun itu belum cukup dalam menghargai perbedaan
masing-masing suku, budaya, maupun etnis. Hal ii dibuktikan dengan adanya konflik
dari realitas kehidupan berbangsa saat ini. Hal ini berarti bahwa pemahaman
mengenai toleransi di masyarakat masih perlu ditingkatkan.
Pendidikan Multikultural Sebagai
Pembinaan Budaya
Di era saat ini tentu kita tahu bahwa
arus globalisasi semakin tinggi dan itu membuat budaya-budaya luar masuk ke
Indonesia dengan mudahnya,mulai dari acara televise, acara pentas seni dll.
Oleh karena itu pendidikan multicultural dirasa sangat signifikan dalam upaya
Pembina peserta didik agar tidak meninggalkan akar budayanya sendiri. Pertemuan
antar budaya di era globalisasi ini bisa menjadi ancaman besar bagi
generasi-generasi muda. Untuk menanggapi hal tersebut, sebaiknya peserta didik
diberikan bekal berupa pengetahuan yang beraga, memiliki kemampuan global, termasuk
kebudayaan. Peserta didik harus diberikan pengetahuan yang luas mengenai banyak
budaya, agar siswa tidak melupakan asal budayanya.
Bangsa ini perlu langkah antisipasi dalam
menghadapi tantangan globalisasi, terutama dalam aspek kebudayaan. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEk) dapat memperpendek jarak dan memudahkan
adanya persentuhan antar budaya. Ancaman ini sudah sangat kompleks sehingga
upaya untuk mengantisipasinya harus serius dan disertai solusi konkret. Apabila
tidak ditanggapi serius, khususnya dalam bidang pendidikan yang terkait erat
dengan Sumber daya manusia (SDM) bangsa Indonesia akan kehilangan arah dan
melupakan kebudayaannya sendiri. Contoh : saat ini budaya korea dan jepang
sudah mewabah di hampir semua kalangan masyarakat. Mulai dari pakaian dan
bahasa, mereka jadi lebih tertarik dengan kebudayaan luar daripada kebudayaan
sendiri. Mereka lebih bangga menggunakan pakaian khas luar daripada pakaian
khas Indonesia (batik). Hal ini yang sudah terjadi di masyarakat.
Jadi pendidikan multicultural sangant
penting diterapkan di system pendidikan, karena dengan adanya pendidikan
multicultural ini. Siswa lebih mengenal bangsanya sendiri daripada harus
mengenal bangsa orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar