Dalam filsafat alam timbul pertanyaan-pertanyaan seperti
apakah manifestasi –manifestasi fenomena alam yang berbeda-beda berasal dari
suatu bentuk materi tunggal dan kekal
atau dari elemen-element ayang tergabung bersama-sama, dan apakah berlangsung
terus menerus dan berubah0ubah ataukah substansi yang tersendiri dan
atomic? Para filsuf pra-sokratik
menjawab pertanyaan ini dengan mendasarkan pada epistemic,seperti halnya yang
berdasarkan pada hal yang pntal atau empiris.
Diambil dari
Wikipedia Parmenides seorang filsuf dari
mazhab Elea,pemikiran yang terkenal yaitu pemikiran tentang “yang ada”
Parmenides tidak mendefinisikan apa yang dimaksud “yang ada”, namun menyebutkan
sifat-sifatnya. Menurutnya “yang ada” itu bersifat meliputi segala
sesuatu,tidak bergerak,tidak berubah,dan tidak terhancurkan dan tidak
tergoyahkan dan tidak dapat disangkal. Hal ini dapat dijelaskan melalui
pengandaian yang diberikan oleh Parmenides. Pertama,orang dapat mengatakan
bahwa “yang ada” itu tidak ada. Kedua, mengatakan bahwa “yang ada” dan “yang
tidak ada” sama-sama ada. Hal ini ini sangat mustahil,karena menurut
Parmenides, pertama, hal “yang tidak ada” tidak dapat dipikirkan dan tidak
dapat dibicarakan. Pengandaian kedua merupakan pandangan dari herakleitos, ini
juga mustahil,karena pandangan kedua menerima pandangan pertama,yaitu
menganggap “yang tidak ada” sebaga ada. Oleh karena itu “yang ada” itu selalu
dapat dikatakan dan dipikirkan. Sebenarnya Parmenides menyamakan antara “yang
ada” dengan pemikiran atau akal budi.
Pemikiran
Parmenides di tentang oleh pemikiran Herakleitos. Herakleitos berpendapat tidak
ada satupun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen. Tidak ada
sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada dalam proses menjadi. Dan segala
sesuatu yang terus berubah di alam semesta dapat berjalan dengan teratur karena
adanya logos. Logos adalah rasio yang menjadi hokum yang menguasai
segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu,termasuk manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar