Rabu, 28 Desember 2016

Apa Yang Membuat Kelompok Kerja Berjalan??

   Setelah sebelumnya sudah membahas sedikit tentang metode-metode yang melibatkan kelompok kerja siswa, lalu pertanyaan lain muncul. Apa yang membuat kelompok kerja itu berjalan.?
APA YANG MEMBUAT KELOMPOK KERJA BERJALAN?
   Mengapa para siswa yang bekerja dalam satu kelompok kooperatif bisa belajar lebih banyak dibandingkan dengan belajar di kelas-kelas tradisional? Penelitian yang menyelidiki mengenai pertanyaan ini telh mengungkapkan variasi yang sangat banyak dari model-model teoritis yang dapat menjelaskan keunggulan pembelajaran kooperatif (lihat Salvin, 1992, 1993). Teori-teori tersebut terbagi menjadi dua kategori utama yaitu motivasi dan kognisi.
Teori motivasi
      Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja (Slavin, 1993). Deutsch (1949) mengidentifikasikan tiga struktur tujuan : kooperatif, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu memberi kontribusi pada pencapaian tujuan anggota yang lain, kompetitif, dimana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu menghalangi pencapaian tujuan anggota lainnya, dan individualistic di mana usaha berorientasi tujuan dari tiap individu tidak memiliki konsekuensi apa pun bagi pencapaian tujuan anggota lainnya, dari perspektif motivasional ,struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi adalah dengan cara jika kelompok mereka bisa sukses. Jadi mau tidak mau jika ingin meraih tujuan pribadi harus membuat kelompok mereka sukses.
     Kritik terhadap pengaturan kelas tradisional yang diberikan oleh para pencetus teori motivasional adalah bahwa penilaian yang kompetitif dan system penghargaan informasi di kelas menciptakan norma-norma diantara mereka berlawanan dengan usaha-usaha akademik (Coleman, 1961). Karena kesuksesan slah satu siswa akan menutup kesempatan  sukses bagi yang lainnya. Para siswa lebih suka mengekspresika norma-norma bahwa mencapai tinggi hanyalah untuk “orang-orang yang aneh” yang disayang guru. Akan tetapi ketika para siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama, seperti yang mereka lakukan ketika struktur penghargaan kooperatif diterapkan, mereka belajra tentang usaha yang dapat membantu keberhasilan teman satu kelompoknya.
 Teori Kognitif
   Sementara teori motivasi dalam pembelajran kooperatif menekankan pada derajat  perubahan  tujuan kooperatif mengubah insentif bagi siswa untuk melakukan tugas-tugas akademik, teori kognitif menekankan pada pengaruh dari kerja sama itu sendiri.

Sumber : Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung. Penerbit Nusa Media.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar