Rabu, 28 Desember 2016

Masalah Remaja dan Implikasinya Terhadap Pendidikan

Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul dalam kehidupan remaja, sudah jelas kata Conger (197:ix) pemahaman dan pemecahan masalahnya harus dulakukan secara interdisipliner dan antar lembaga. Meskipun demikian, pendekatan dan pemecahannya dari pendidikan adalah salah satu yang paling strategis. Karena bagi para remaja bersekolah dengan para guru, khususnya para gurulah, yang memiliki hubungan erat dengan muridnya, merka juga laling banyak mempunyai kesempatan berkomunikasi dan bergaul.
a.      Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang bertalian dengan perkembangan fisik dan psikomotornya,
1)      Sebaiknya dalam program dan kegiatan pendidikan tertentu, harus ada program layanan bimbingan atau pelayanan pemahaman terhadap siswa remaja wanita dan siswa remaja pria (misalnya mempelajari perkembangan fisik, anatomi dan fisiologi) yang diberikan oleh guru yang dapat menyelenggarakan penjelasannya.
2)      Disamping pendidikan formal yang dilakukan dikelas-kelas sesuai jam yang telah ditentukan, sebaiknya diadaka sebuah panel diskusi mengenai pendidikan jenis (sex education), bahaya-bahaya dari prilaku menyimpang.
3)      Role playing, akan sangat tepat digunakan untuk mengurangi eksessosial dari perkembangan fisik dan prilaku psikomotorik, yang sebenarnya adalah hal yang wajar terjadi dan tidak perlu merupakan keanehan yang harus dilebih-lebihkan.
b.      Untuk memahami dan mengurangi permasalahan yang bertalian dengan perkembangan bahasa dan prilaku kognitif, antara lain:
1)      Kepada guru mata pelajaran seperti guru bahasa asing, matematika, ipa, kesenian, dan olah raga. Tampaknya harus mendalami pemahaman tentang pelayanan bimbingan yang bijaksana sehingga siswa-siswa remaja yang biasanya mengalami kesulitan belajar tidak menjurus kepada situasi-situasi frustasi yang mengakibatkan timbulnya tindakan-tindakan negate baik terhadap bidang studinya atau gurunya.
2)      Penggunaan strategi belajar mengajar yang tepat (individualise atau small group based instruction) untuk membantu siswa yang cepat dan yang lambat misalnya dengan system pengajaran menggunakan modul.
3)      Penjurusan atau pemilihan bidang studi harus memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi secermat mungkin, seperti tes minat dan bakat, tes IQ. Disamping keinginan orang tua murid dan siswanya itu sendiri.
c.       Untuk memahami dan mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang bertalian dengan perkembangan prilaku social, moralitas.
1)      Diusahakan tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang, terciptanya suasana yang aman dan nyaman. Tersedianya fasilitas yang memungkinkan menjadi tempat berkumpulnya anak remaja yang memiliki hobi atau tujuan-tujuan tertentu. Membuat forum-forum diskusi.
2)      Diaktifkannya hubungan sekolah dengan rumah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan menyelaraskan system nilai yang dikembangkan system layanan yang diberikan dalam pembinaan.
3)      Pertemuan dan kerjasama antarlembaga yang mempunyai tugas dan kepentingan yang bersangkutan dengan kehidupan remaja.
d.      Untuk memahami dan mengurngi kemungkinan timbunya permasalahan yang bertalian dengan fungsi-fungsi konatif, afektif. Dan kepribadian.
1)      Yang terpenting ialah, para guru dan para orang tua dapat menampilkan kepribadian yang baik dan tleadan yang dapat merupakan objek identifikasi sebagai pribadi idola para remaja.
2)      Pemberian tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil keputusan yang tepat.

Dengan mengetahui apa saja kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang terjadi pada masa remaja, bisa membuat para element pendidikan yang ada disekolah lebih bersikap preventif. Dan juga dapat mengatasinya dengan tahap-tahap yang dibahas selanjutnya.

Sumber : abin, S.M. (2012) Psikologi Kependidikan, Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar