Kegiatan belajar mengajar adalah fungsi utama guna mewujudkan tujuan
dari lembaga pendidikan. Dalam rangka melaksanaka fungsi pokok dan tugas
tersebut, guru mendapatkan kedudukan sebagai tokoh sentral. Di tangan para guru
lah kemungkinan berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan dan ditangan
guru lah bergantungnya masa depan karier anak muridnya. Dalam menunaikan
perannya sebagai orang yang maha penting
itu, para guru mempunyai tugas-tugas pokok, antara lain ialah guru harus mampu
dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan membimbing kegiatan
belajar mengajar, dengan kata lain demi melaksanakan tugas-tugasnya secara
maksimal para guru harus mengetahui hal-hal yang bertalian dengan proses
belajar mengajar, yaitu :
a.
Siswa dengan segala karekteristik dan
kepribadiannya yang terus berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin
untuk menggapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangannya.
b.
Tujuan (ialah apa yang dakhirnya
diharapkan dari proses belajar mengajar), yang merupakan tugas dan tuntutan
untuk memenuhi kebutuhan atau system nilai yang harus tampak ada di
karakteristik siswa.
c.
Guru(ialah orang dewasa jika dilihat
dari jabatan formal) selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat
(menajar) sehingga memungkinkan terciptanya proses pengalaman belajar (learning
experience) pada diri siswa, dengan mengerahkan segala sumber (learning
resources) dan menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learning
strategy) yang tepat (appropriate).
Berdasarkan uraian diatas kita dapat menarik sebuah definisi tentative
sebagai sebuah pegangan dalam rangka memahami proses belajar mengajar,ialah
sebagai berikut
Dengan definsi diatas hendaknya proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa tidak berjalan satu arah (one way
system) melainkan terjadinya proses belajar mengajar yang timbal balik (interaktif,
two way traffic system) yang mana kedua belah oihak berperan aktif dalam satu
kerangka kerja (frame work) dan dengan menggunakan cara dan kerangka berfikir
(frame of refrence) yang seharusnya dipahami dan disepakati bersama. Tujuan
interaksi bersifat mengikat dan menjadi titik temu serta mengarahkan aktivitas
dari kedua belah pihak. Dengan demikian kriteria dari hasil proses kegiatan
belajar-mengajar tersebut hendaknya dirimbang atau di evaluasikan pada tercapai
tidaknya tujuan. Dan tujuan ini dapat dilihat pada ada tidaknya
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap prilaku dan pribadi siswa. Seorang
guru dapat dikatakan mengajarnya berhasil jika perubahan yang diharapkan
terjadi pada pribadi siswa. Begitu pula siswa yang dikatakan belajarnya berhasil
kalau ia telah mengalami perubahan-perubahan yang positif setelah menjalani
proses-proses belajar tersebut pada prilaku dan sikapnya yang telah diharapkan
sebelumnya.
Memperhatikan penjelasan diatas, maka dalam
konteks PBM (Proses BelajarMengajar) ini, terutama dalam kaitannya dengan tiga
komponen yang utama itu, mknimal ada tiga hal yang hendaknya dipahami oleh guru
yaitu tentang:
a) Hakikat
atau konsep dasar serta terjadinya prilaku belajar pada diri siswa.
b) Kriteria
dan cara merumuskan tujuan belajar-mengajar (instruksional) dalam bentuk yang
operasional yang dapat dipandang sebagai manifestasi hasil prilaku belajar
siswa yang secaralangsung dapat diamati dan dapat di evaluasi dan diukur.
c) Karakteristik
utama termasuk segi-segi kelemahan dan kebaikannya, dari berbagai model
strategi belajar–mengajar yang umum, serta dapat memilihnya sesuai dengan
keperluan penggunaan.
Dengan mengetahui konsep umum
belajar-mengajar ini diharapkan baik pengajar maupun pelajar paham makna dari
belajar-mengajar tersebut dan agar guru dapat menjalankan tugasnya secara
maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar