Mutu pendidikan dipermasalhkan jika hasil
pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu hasil
pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga sebagai produsen dari calon-calon
luar dengan disertai sertifikasi. Selanjutnya jika calon tersebut terjun
kelapangan, mutu hasil pendidkan dilakukan oleh lebaga pemakai tenaga dengan
system tes.. lazimnya aka nada pelatihan dan magang bagi calon-calon pekerja
untuk menyesuaikan dengan pekerjaannya.
Dengan demikian,dapat dikatakan mutu
pendidikan dilihat dari keluarannya. Jika tujuan pendidikan diindonesia
dijadikan kriteria, maka apakah keluaran dari suatu lembaga atau system
pendidikan yaitu menjadikan pribadi yang bertakwa, mandiri dan berkarya,
anggota masyarakat yang social dan bertanggung jawab, warganegara yang cinta
kepada tanah air, dan memiliki rasa kesetiakawanan social. Keluaran seperti itu
disebut keluaran nurturan effect. Meskipun keluaran seperti itu tidak
semata-mata hasil dari pendidikan sendiri, tetapi jika terhadap produk seperti
itu system pendidikan mempunyai andil yang cukup, yang tetap jadi persoalan
ialah alat ukur untuk mengkuru produk seperti itu tidak mudah. Berhubung
sulitnya mengukur produk seperti itu,orang-orang cenderung membicarakan mutu
pendidikan, dilihat dari hasil tes UN,karena itu yang mudah diukur.
Kita tahu bahwa hasil yang bermutu datang dari system pendidikan yang bermutu
pula. Jika proses tidak optimal maka bisa dipastikan hasilnya juga tidak
bermutu. Jika proses belajar tidak optimal tetapi memmpunyai hasil yang
bermutu,itu bisa dibilang hasil yang semu. Proses belajar yang optimal
ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga
kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, bahkan juga masyarakat sekitar.
Seberapa besar dukungan yang diberikan komponen tersebut tergantung kepada
kualitas komponen dan kerjasamanya serta mobilitasnya yang mengarah kepada
pencapaian tujuan. Contohnya : misalnya komponan sarana pembelajaran sangat
lengkap tapi tidak didukung oleh para pendidik yang tidak memiliki keterampilan
yang memadai,maka tidak akan tercapai tujuan yang optimal.
Umumnya kondisi mutu pendidikan di
seluruh tanah air menunjukan bahwa di daerah yang pedesaan untamanya didaerah
terpencil lebih rendah daripada yang berada di kota-kota besar. Acuan usaha
pemerataan mutu pendidikan bermaksud agar system pendidikan khususnya system
persekolahan ditanah air baik dipedesaan atau perkotaan mengalami peningkatan
mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
Pemecahan
Masalah Mutu Pendidikan
Walaupun untuk setiap jenjang pendidikan
memiliki kekhususan, tapi pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendidikan
bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan (utamanya terhadap produk
masukan mentah untuk jenjang pendidikan menengah dan tinggi )dan mobilitas
pendidikan. Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan pada dasarnya meliputi
hal-hal yang bersifat fisik dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen
sebagai berikut :
a. Seleksi
yang lebih rasional terhadap masukan mentah, kususnya SMA dan PT.
b. Pengembangan
kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa pelatihan,
penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi.
c. Penyempurnaan
kurikulum, misalnya dengan memberi mataeri yang lebih esensial dan mengandung
muatan local, metode yang menantang dan menggairahkan belajar.
d. Pengembangan
prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk belajar.
e. Penyempurnaan
sarana belajar seperti buku paket, media pembelajaran, dan peralatan
laboraturium.
f.
Peningkatan administrasi manajemen
khususnya yang mengenai anggaran.
Dengan adanya tulisan ini diharapkan
pembaca,khususnya yang berkecimpung di dunia pendidikan mengetahui apasaja
masalah dalam mutu pendidikan dan cara mengatasinya.
Sumber : Umar,Tirtarahardja. (2010). Pengantar
Pendidikan.Jakarta ;PT RINEKA CIPTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar