Seperti yang telah sering di bahas, bahwa
sasaran dari pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan
dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan.
Manusia sejak lahir sudah dikaruniai oleh
bakat dan potensi, namun masih dalam wujud potensi, artinya belum
teraktualisasi menjadi wujud kenyataan atau “aktualisasi”. Dari kondisi ptensi
menjadi “kenyataan” terdapat proses yang
panjang yang mengundang pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasanya.
Misalnya, seseorang yang dilahirkan dengan bakat melukis, memerlukan pendidikan
untuk proses menjadi seniman lukis terkenal. Meskipun pada dasarnya pendidikan
itu baik tetapi dalam pelaksanaanya mungkin saja dapat menjadi kesalahan,
kesalahan yang lazimnya disebut dengan salah didik. Hal seperti ini bisa
terjadi karena yang dididik adalah manusia biasa, yang tidak luput dari
kelemahan-kelemahan. Berkenaan dengan ini pengembangan dibagi menjadi dua yaitu
1. Pengembangan
yang utuh
Tingkat
keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan pleh dua factor, yaitu
kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas
pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.
Naamun demikian kualitas dari hasil akhir pendidikan sebenarnya harus
dipulangkan kembali pada peserta didik itu sendiri sebagai subjek sasaran
pendidikan.
Selanjutnya pengembangan yang utuh dapat
dilihat dari berbagai segi yaitu : wujud dimensi dan arahnya.
a. Dari
Wujud Dimensinya
Keutuhan terjadi antara aspek jasmani dan
rohani, antara dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan, dan keberagaman,
antara keberagaman kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengembangan dimensi
keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan dikatakan utuh jika
semua dimensi tersebut mendapat pelayanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian
di salah satunya.
Pengembangan dominan kognitif, afektif, dan
psikomotor dikatakan utuh jika ketiganya mendapatkan pelayanan yang berimbang.
Pengutamaan terhadap dominan kognitif dan mengabaikan dominan afektif misalnya
terjadi pada kebanyakan system persekolahan dewasa ini hanya akan menciptakan
orang-orang pintar yang tidak berwatak.
b. Dari
arah pengambangan
Pengembangan yang sehat terhadap dimensi
keindividualan memberi peluang pada seseorang untuk mengadakan eksplorasi
terhadap potensi-potensi yang ada pada dirinya, baik kelebihannya maupun
kekurangannya. Pengembangan dimensi hakikat manusia yang utuh diartikan sebagai
pembinaan terpadu terhadap dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan
berkembang secara selaras. Perkembangan dimaksdukan mencakup yang bersifat
horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertical (yang
menciptakan ketinggian martabat manusia).
2. Penembangan
yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh terhadap
pengembangan dimensi hakikat manusia akan terjadi jika di dalam proses
pengembangan ada unsur dimensi yang diabaikan.
Pengembangan yang tidak utuh akan berakibat
terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap. Pengembanan semacam ini
merupakan pengembangan yang patologis.
Sumber : Umar,Tirtarahardja. (2010).
Pengantar Pendidikan.Jakarta ;PT RINEKA CIPTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar