Seperti yang sudah banyak diketahui dan
banyak diulas, bahwasanya setiap bayi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas.
Demikian kata M.J Langeveld (M.J. Langeveld, 1955: 54). Pernyataan ini
dimaksudkan bahwa setiap individu dikarunia
kemampuan untuk bergaul. Artinya setiap manusia dapat saling
berkomunikasi yang pada hakikatnya di dalamnya terkandung unsur saling memberi
dan menerima. Bahkan menurut Lengeveld, adanya kesediaan unsur menerima dan
memberi dikatakan sebagai suatu kunci keberhasilan suatu pergaulan. Sikap
menerima dan memberi itu sudah ada sejak masa bayi. Seorang bayi sudah dapat
menerima belaian dari orang tuanya dengan mersepon rasa senang. Dan membalasnya
dengan memberikan senyuman kepada lingkungannya, khususnya pada ibunya.
Adanya dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada
dorongan untuk bergaul. Dengan adanya dorongan untuk bergaul, maka setiap orang
ingin bertemu dengan sesamanya. Dorongan ini sangatlah kuat, betapa kuatnya
dorongan tersebut mengakibatkan penjara adalah hal hukuman yang paling berat
dirasakan oleh manusia. Karena dengan diasingkannya didalam penjara dan
dijauhkan dari interaksi dengan sesame, berari diputuskannya dorongan untuk
bergaul tersebut secara mutlak.
Immanuel kant seorang filosof tersohor bangsa jerman mengatakan :
manusia hanya akan menjadi manusia jika berada diantara manusia. Tidak usah
dipersoalkan lagi kenapa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari
orang lain. Mengapa demikian? Sebabnya orang hanya mengembangkan
keindividualitasannya dialam kehidupan sosial. Seseorang dapat mengembangkan
kegemarannya, sikapnya, cita-citanya di dalam interaksi dengan sesamanya.
Seseorang dapat belajar dari orang lain, mengidentifikasikan sifat-sifat yang
baik untuk menjadi dimilikinya, dan membuang sifat-sifat yang buruk atau tdak
cocok.
Sumber : Umar,Tirtarahardja. (2010).
Pengantar Pendidikan.Jakarta ;PT RINEKA CIPTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar