Jadi guru bimbingan dan konseling tidak hanya bertugas untuk melayani
atau menghukum anak-anak yang bermasalah saja, tapi lebih kepada membimbing
anak didik (konseli) untuk mengetahui potensi yang dimikikinya dan dapat
mengembangkannya secara optimal. Namun kesalahan atau kekeliruan dalam
emnafsirkan tugas konselor sebagai pembimbing ini sudah terlanjur tersebar dan
melekat di fikiran masyarakat. Berikut beberapa Kekeliruan dalam Menafsirkan
Arti bimbingan,yaitu:
a.
Bimbingan identik dengan pendidikan
Hal ini sering difikirkan oleh masyarakat umum, bahwa
bimbingan itu hanya ada di dalam sistem pendidikan. Namun yang benar adalah,
bimbingan adalah salah satu bagian terpadu dari pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara optimal, sesuai dengan yang diinginkan.
b.
Bimbingan hanya untuk siswa-siswa yang
salah suai
Pengertian
ini juga keliru, karena seperti yang sudah di ulas di awal bahwa bimbingan di
sekolah diperuntukan bagi semua murid secara menyeluruh dan merata. Dan tidak
benar jika dikatakan bahwa murid-murid yang salah suai didahulukan dalam
pelayanan. Namun kekurangan waktu dan sarana lainnya menyebabkan sekolah
tertentu hanya memusatkan pelayanan bimbingan itu bagi murid-murid yang salah
suai.
c.
Bimbingan berarti bimbingan
jabatan/pekerjaan
Bimbingan
tidak hanya diperuntukan untuk membantu murid dalam hal memilih atau menentukan
jabatan/pekerjaan. Bimbingan sebenarnya diselenggarakan dalam segala aspek
pribadi individu, sperti, aspek fisik, sosial, pribadi, serta aspek
akademiknya.
d.
Bimbingan diperuntukan bagi murid
sekolah lanjutan
Banyaknya
masalah yang timbul di usia remaja menyebabkan terjadinya kekeliruan tersebut.
Memang benar bahwa sekolah lanjutan dihuni oleh anak remaja. Akan tetapi tidak
benar jika dikatakan bimbingan hanya diperuntukan bagi murid sekolah lanjutan
saja. Karena bimbingan diperuntukan bagi setiap individu, baik itu anak-anak,
remaja, maupun dewasa,
e.
Bimbingan adalah usaha untuk memberikan
nasehat
Bimbingan
bukan berarti memberikan nasehat kepada anak didik atau konseli. Dalam
memberikan nasehat, bagaimanapun pasti ada unsur “pemaksaan” bagimanapun
kecilnya unsur tersebut. Bimbingan dimaksud untuk memberikan kesempatan kepada
individu untuk mencapai pemahaman diri, dan tidak terdapat unsur paksaan bagi
individu yang bersangkutan.
f.
Bimbingan menghendaki kepatuhan dalam
tingkah laku
Yang
dikehendaki sebagai hasil dari bimbingan bukanlah kepatuhan, melainkan
penyesuaian diri, jelas sangat keliru jika orang menyamakan kepatuhan dengan penyesuaian.
g.
Bimbingan adalah tugas para ahli
Dalam penyusunan
program dan pelaksanaan program khusus,
yang membutuhkan keahlian tertentu, sekolah memerlukan para ahli dibidangnya
masing-masing. Akan tetapi tidak semua tugas bimbingan harus dilakukan oleh
ahli. Dalam hal tertentu justru kadang guru lebih dominan dibandingkan dengan
ahli, terutama dalam hal pelaksanaan bimbingan di tingkat TK dan SD dimana guru
sangat dekat dengan murid.
Hal ini sangat penting untuk diketahui oleh
masyarakat umum khususnya murid dan orang tua murid yang masih keliru dalam
menafsirkan arti bimbingan.
Sumber : Yusuf,
Syamsu dan juantika (2014). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung. PT
REMAJA ROSDAKARYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar