Senin, 21 November 2016

[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan
2. Tips Belajar yang Baik Dalam Menghadapi Ujian
3. Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow
4. Masalah perbedaan individu dan Masalah Kebutuhan Individu
5. Solear
6. Masalah belajar
7. Masalah efisiensi pendidikan
8. Masalah Mutu Pendidikan
9. Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya
10. Permasalahan remaja dan implikasinya terhadap pendidikan
11.  Konsep Dasar Umum tentang Proses Belajar-Mengajar
12. Pengertian belajar
13. Masyarakat Masa Depan
14. Perkiraan Masyarakat Masa Depan II
15. Upaya Mengantisipasi Masa Depan
16. Memori
17. Teori - teori memori
18. Ruang bimbingan dan konseling
19. Faktor-faktor yang mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
20. Proses belajar
21. Proses belajar dalam konteks : What – Why – How
22. Pelayanan Bimbingan Mengatasi Masalah Belajar
23. Factor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan dalam pendidikan II
24. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan
25. Aspirasi Masyarakat
26. Pendidikan Multikultural Sebagai Alternatif Pemecah Konflik dan Sebagai Pembinaan Budaya
27. Pendidikan Multikultural Sebagai Landasan Pengembangan Kurikulum Nasional
28. Pancasila sebagai ideology kaum terdidik
29.Metode Pembelajaran Kooperatif
30. Metode Pembelajaran Student Team-Achievement Division (STAD)
31. Metode Teams Games-Tournament (TGT)
32. Jigsaw II
33. Team Accelerated Insturction (TAI).
34. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
35. Metode Pembelajaran Kooperatif yang Lain
36. Tipologi Pembelajaran Kooperatif
37. Apa Yang Membuat Kelompok Kerja Berjalan??
38. Pertentangan teori-teori Filsuf
39. Pertentangan Pemikiran Imanuel Kant dengan Bergson dan Filsuf Positifisme Logis
40. Permulaan Filsafat Alam
41. Konsep Negara Demokrasi dan Konsep Negara Hukum
42. Tugas Perkembangan Masa Dewasa
43. Kondisi Guru B&K dan Segala Pendukungnya Di Masyarakat
44. Kekeliruan dalam Menafsirkan Arti Bimbingan
45. Tujuan Bimbingan
46. Fungsi Bimbingan dan Konseling
47. Asas-asas Bimbingan dan Konseling
48. Program Bimbingan dan Konseling Komperhensif
49. Layanan Responsive (Responsive services)
50. Layanan Perencanaan Individual
51. Dukungan System
52. Kualitas Pribadi Konselor
53. Prinsip-Prinsip Pendidikan
54. Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia
55. Dimensi Kesosialan
56. Perkembangan Arus komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
57.Masalah Remaja dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
58. Dimensi Kesusilaan
59. Perkembangan Arus komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
60. Masalah Remaja dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
61. Dimensi Kesusilaan
62. Dimensi Keberagamaan
63. Dampak Negative Arus Globalisasi Bagi Dunia Pendidikan
64. Mendengarkan Music Dapat Meningkatkan Konsentrasi Belajar?
65. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia
66. Sosok Manusia Indonesia seutuhnya
67. Pendidikan Seumur Hidup (PSH)
68. Mengapa PSH Diperlukan
69. Implikasi Pendidikan Sepanjang Hayat
70. Kemandirian Dalam Belajar
71. Pentingnya Membimbing Anak Dalam Mengolah Informasi
72. Kewibawaan Pendidik Perlu Dijaga
73.Konteks Yang Memperngaruhi Pendidikan
74. Pengertian Metode Mengajar
75. Prinsip – Prinsip Umum Yang Mendasari Metode Mengajar
76. Konsep Dasar Media
77. Klasifikasi Basil Belajar
78. Ranah Afektif
79. CIRC

Selasa, 01 November 2016

Pengertian Pendidikan

         Pendidikan, kita sering mendengar kata-kata ini,bahkan dari sd sampai kuliah kita mendengar kata-kata pendidikan. Namun apa itu pendidikan dan pendidikan seperti apa yang bermutu.? Kita akan mmengulasnya disini.
   Seorang calon pendidik akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, apabila dia mengetehui dan memahami atau mengetahui jawaban yang benar dan jelas mengenai  apa itu pendidikan. Mengetahui dan memahami arti dari pendidikan adalah dasar bagi calon pendidik itu sendiri.
   PENGERTIAN PENDIDIK
1.      Batasan pendidikan
      Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks tidak ada batasan apapun yang bisa dan cukup memadai untuk menjelaskan apa arti pendidikan dengan lengkap. Batasan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan memiliki kandungan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Perlu diketahu, batasan disini bukan dalam artian membatasi pendidikan itu sendiri,karena kita tahu bahwa pendidikan tidak ada batasnya. Namun batasan yang dimaksud disini adalah batasan mengenai arti dari pendidikan,karena banyaknya penjelasan mengenai arti pendidikan, dibatasi lah arti pendidikan terseebut untuk mempermudah para calon pendidik untuk memahami pendidikan.
     Di bawah ini dikemukakan batasan pendidikan yang berbeda berdasarkan fungsinya.
a.       Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
     Sebagai proses transformasi budaya,pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Seperti bayi lahir dilingkungan masyarakat yang memiliki kebudayaan dan adatnya sendiri. Didalam lingkungan masyarakat dimana bayi dilahirkan, sudah memiliki kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan, larangan dan anjuran tertentu. Dan hal tersebut sudah diimplementasikan di berbagai hal, seperti bahasa yang sopan dan santun, tata cara makan, cara menerima tamu, istirahat, bekerja, bercocok tanam, perkawinan, dan sejenisnya.
      Nilai-nilai tersebut mengalami transformasi budaya dari generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang cocok untuk diteruskan seperti,kejujuran, keadilan, rasa tanggung jawab, gotong royong. Yang kurang cocok untuk diwariskan misalnya, tata cara perkawinan. Dan yang yang tidak cocok untuk diwariskan,seperti pendidikan seks yang dianggap tabu menjadi pendidikan seks melalui pendidikan formal.
      Dapat diartikan bahwa pewarisan nilai budaya Indonesia tidak hanya diwariskan secara estafet. Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan peserta didik untuk esok hari. Esok hari yang tidak bisa ditebak keadaannya. Menyiapkan peserta didik untuk sadar akan menjaga kebudayaannya dan tidak tergerus oleh arus globalisasi yang saat ini sudah merajarela.


b.      Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi
     Sebagai proses pembentukan pribadi,pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis terarah terhadap terbentuknya kepribadian. Sistematis karena proses pendidikan berlangsung tahap-tahap berkesinambungan (procedural), sistemik larena pendidikan mencakup semua situasi kondisi, situasi lingkungan masyarakat dan di semua lingkungan yang saling mengisi (rumah, sekolah, danmasyarakat)
   Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran yakni, pembentukan ribadi oleh mereka yang sudah dewasa kepada mereka yang belum dewasa. Artinya proses  pembentukan pribadi ini dilakukan oleh orang yang sudah mempunya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang lebih daripada orang belum dewasa tadi. Kemudian bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri (self roming). Kedua-duanya bersifat alamiah dan menjadi keharusan. Bayi yang baru lahir belum meimilik kepribadiannya sendiri, belum memiliki corak dan bentuk pribadinya sendiri, bayi yang baru lahir baru merupakan individu belum merupakan pribadi. Dan untuk dapat dikatakan sebagai pribadi perlu mendapat bimbingan, latihan-latihan, dan pengalaman melalui bergaul dengan lingkungannya, khususnya dengan lingkungan pendidikan.
    Bagi mereka yang sudah dewasa tetap dituntut untuk pengembangan dan peningkatan kualitas kepribadian. Dalam lingkungan ini dikenal apa yang disebut dengan pendidikan sepanjang hidup. Pembentukan pribadi mencakup pembentukan cipta, rasa, dan karsa (kognitif, afektif, psikomotorik) yang sejalan dengan perkembangan fisik.
    Dalam hal pembentukan pribadi ini unsure nature atau unsure alami dan unsure nurture atau unsure lingkungan sangat berpengaruh. Unsure natur yaitu sifat atau prilaku yang diturunkan dari kedua orang tuanya, dan unsure nurture yaitu unsure dari lingkungan disekitarnya. Lingkungan yang baik akan menjadikan pribadi individu baik pula,begitupun sebaliknya, lingkungan yang buruk akan menjadikan pribadi individu kurang baik.
c.       Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara
    Pendidikan sebagai proses penyiapan Negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik untuk menjadi warga Negara yang baik. Warga yang baik disini tentu bersifat relative, tergantung kepada tujuan dari masing-masing bangsa, karena setiap bangsa memiliki ideologinya sendiri.
     Bagi kita warga Indonesia, menjadi warga Negara yang baik diartikan pribadi yang tahu hak dan kewajiban sebagai warga Negara, hal ini ditetapkan dalam Undang-Undang dasar 1945 Pasal 27 yang menyatakn bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hokum dan pemerintahan itu dengan tak ada kecualian.
      Dan karena ideology bangsa kita adalah Pancasila, jadi dapat diartikan menjadi warga Negara yang baik ialah warga yang senantiasa memahami isi pancasila dan mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari. Contoh, sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa, yang artinya kita harus percaya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan keprcayaan masing-masing. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
d.      Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerjarja
     Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini menjadi misi penting bagi pendidikan, karena bekerja menjadi kebutuhan  pokok dalam kehidupan manusia. Bekerja menjadi penunjang bagi hidup seseorang dan keluarga sehingga tidak mengganggu orang lain.
    Namun pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja kerap disalah artikan oleh system pendidikan kita. Jadi anak sekolah atau kuliah hanya di peruntukan untuk bekerja bagi orang lain, bekerja bagi kaum-kaum kapitalis yang menguasai hamper seluruh perusahaan Indonesia. Peserta didik tidak dibentuk untuk menadi seprang pengusaha atau berdiri di kaki sendiri. Dan system.
e.       Definisi Pendidikan Menurut GBHN
     GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990: 105) membrikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut : pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pancasila serta undang-undang dasar 1945 diarahkan untuk meningkatlkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Referensi ; tirtaraharja, umar. 2010. Pengantar pendidikan. Jakarta. PT RINEKA CIPTA