Rabu, 28 Desember 2016

Kondisi Guru B&K dan Segala Pendukungnya Di Masyarakat

      Keadaan guru maupun ruangan B&K disekolah-sekolah sedikit berbeda dengan yang seharusnya ada. Dari dua guru yang saya temui saya menemukan beberapa masalah yang terjadi di sekolah, baik sarana dan prasarana, tenaga kerja yang kurang dan pemahaman dari guru bknya itu sendiri. Berikut hasil dari wawancara saya dengan ke dua guru BK yang bertugas di sekolah yang berbeda juga.
   Guru pertama
Guru pertama yang saya temui bernama yusuf, dia adalah seorang guru PAI yang mengajar di                . selain sebagai guru PAI dia juga merangkap tugas menjadi guru BK, hal ini terjadi karena kurangnya pengajar yang memang lulusan dari BK yang akhirnya mengharuskan salah satu dari guru mata pelajaran yang dianggap sudah dewasa untuk merangkap tugas menjadi guru BK.
      Tidak hanya tugasnya yang merangkap tetapi juga tugasnya mencakup keseluruhan tingkatan pendidikan di yayasan itu, mulai dari SMP, MTS, dan SMA. Dan sayangnya, karena keterbatasan jumlah tenaga kerja dan mungkin kurangnya pemahaman mengenai tugas guru BK, masih ditemui pernyataan bahwa tugas guru bk yaitu menangani siswa-siswa yang bermasalah. Mengenai hal ini pak yusuf menggunakan beberapa metode untuk menangani siswa yang bermasalah yaitu, melakukan pendekatan dengan cara memanggil siswa yang bermasalah tersebut dan kemudian diberikan pengarahan, kemudian jika tidak ada perubahan dari siswanya, beliau memanggil orangtua siswa dan membicarakan apa masalah dari siswa tersebut dan dari pembicaraan tersebut pasti ada titik temu dan mengetahui apa saja penyebab siswa itu berbuat demikian. Seperti ada siswa yang tidak ada kendaraan, atau tidak diberikan uang jajan, dan bahkan semangat belajarnya yang kurang.
      Selain melakukan pendekatan,dilakukan kerja sama dengan pihak-pihak lain seperti kesiswaan dan wali kelas untuk mengatasi masalah siswa. Kemudian untuk mewujudkan semangat belajar diadakan pula beberapa ekskul agar bisa menampung minat dan bakat siswa, dan setiap siswa minimal diharuskan ikut salah satu ekskul. Dan memantau setiap kegiatan siswa agar terkontrol.
      Karena kurangnya pengajar dan membuat guru bk di sekolah harus merangkap dan juga harus menangani lebih dari 500 siswa, itu membuat pak yusuf kualahan. Selain harus berfokus untuk mengajar di kelas dia juga harus menangani siswa yang bermasalah, hal ini membuat pelayanan terhadap siswa tidak maksimal. Menurutnya, sekolah minimal memiliki 3 (tiga) guru bk untuk dapat melayani siswa dengan maksimal. Dan sikap guru bk menjadi contoh bagi siswanya, jika guru BK nya saja sudah tidak rapih dalam berpakaian bagaimana dengan muridnya nanti, hal ini yang membuat posisi guru BK tidak bisa di tempati oleh guru mata pelajaran yang masih muda dan harus diisi oleh guru yang senior (dewasa).
      Di sekolah ini juga tidak ada ruangan khusus yang disediakan untuk proses layanan bimbingan. Yang digunakan sebagai ruangan bk untuk sementara masih bercampur dengan ruangan yang biasa dipakai oleh kepala sekolah jika menerima tamu, atau digunakan oleh guru-guru lain dalam proses penerimaan siswa baru. Hal ini juga diakui oleh pak yusuf belum maksimal dalam hal ruangan, karena untuk ruangan kelas saja masih kekurangan apalagi untuk ruangan bk.
      Sementara itu, kesulitan-kesulitan yang dihadapi di sekolah antara lain yaitu, masih belum maksimalnya kerjasama dengan beberapa element pendidikan khususnya wali kelas yang kurang tanggap dalam memberikan laporan siswa yang bermasalah kepada guru BK. Adanya diskomunikasi dengan guru-guru lain sehingga membuat pelayanan kurang maksimal. Dan yang kedua yaitu, dari segi jumlah siswa yang terlalu banyak dan hanya ditangani oleh satu guru bk saja, walaupun ada catatan-catatan mengenai siswa, baik yang bermasalah ataupun yang tidak bermasalah, akan kurang  maksimal jika tidak didukung oleh guru-guru lain.
     Masalah-masalah yang ada di sekolah ini antara lain kemalasan belajar dari siswanya dan kurangnya semangat untuk menuntut ilmu. Contoh : ada siswa yang kesekolah hanya untuk unjuk muka saja dan tidak mengharapkan ilmu dari guru, sehingga membuat siswa juga malas-malasan ketika sedang berada di kelas. Dan juga untuk jaman sekarang rata-rata siswa bersekolah tujuannya untuk memiliki ijazah saja tidak untuk mencari ilmunnya. Sikap yang dilakukan pak yusuf sebagai pendidik yaitu memberitahukan kepada siswa bahwa sekolah jangan hanya ingin ijazahnya saja, karena ijazah mudah untuk didapat, tetapi carilah ilmunya yang diberikan oleh guru.
      Dari pak yusuf juga saya mendapatkan saran agar ketika kuliah, teori saja dulu yang di perbanyak. Entah itu mengenai mengatasi konflik-konflik antar individu dengan individu atau individu dengan kelompok. Dan jika dirasa teori sudah cukup, harus ditunjang dengan pengalaman-pengalaman dilapangan (praktek lapangan). Karena jika praktek tanpa ilmu yang memadai akan kerepotan, begitupun sebaliknya, jika teori saja atau ilmu saja tanpa ditunjang dengan praktek akan tidak maksimal.
Guru kedua
    Selanjutnya ialah guru B&K yang bertugas di SMA N 1 KOPO dengan nama                  , beliau adalah guru dengan basic pendidikan dari pendidikan PAI dan kebetulan guru PAI nya ada dua dan akhirnya dia di tugaskan di konselor. Tetapi dia sudah melakukan sertifikasi konselor pada tahun 2009. Dengan kata lain dia sudah layak untuk dijadikan guru B&K di sekolah.
    Menurutnya tugas guru BK di sekolah yaitu untuk membantu mengambangkan kepribadian siswa baik dari aspek pribadi-sosial, aspek karir maupun keluarga. Dan dia mengungkapkan bahwa ada ruangan khusus untuk melakukan konseling individual, konseling kelompok,  yang idealnya hampir seukuran dengan 1 ruangan kelas, yang isisnya ada meja untuk konseling kelompok dan konseling individual, kemudian ada sofa, AC, tv, audio, dan dibuat senyaman dan seaman mungkin. Karena siswa yang datang ke ruang BK kebanyakan dalam kondisi psikis yang labil, banyak masalah, banyak uneg-uneg, itu semua butuh kenyamanan dan keamanan agar siswa merasa nyaman dan mau menceritakan permasalahannya. Namun karena keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah akhirnya hanya ruangan seukuran 4x3 meter yang bisa digunakan untuk melakukan proses layanan, ruangan ini pun dulunya bukan ruangan khusus BK tapi termasuk ruangan TU yang kemudian disulap menjadi ruangan BK. Karena metode klasikal yang dilakukan oleh BK tidak sama dengan klasikal yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lain, idealnya harus ada ruangan untuk melakukan konseling kelompok yang idealnya diisi oleh 8-15 siswa.
    Cara mengatasi keterbatasan ruangan, bisa menggunakan ruangan perpustakaan, musholah dan ruang-ruang yang kosong saja untuk melakukan konseling kelompok. Pak…….. adalah guru bk satu-satunya dan harus menangani 500 siswa, tapi idealnya 1 guru bk menangani siswa 150 anak dan beliau merasa kekurangan guru bk di sekolah. Karena idealnya lebih dari 500 anak harus memiliki minimal 3 guru bk, dan untuk penghitungan kerja juga di hitung dari jumlah siswanya. Untuk mendapatkan jam kerja 24 jam harus ada 150 siswa. Pak…… juga tidak menjangkau semua kelas, yang terjangkau olehnya yaitu kelas 12 ada 4 kelas (sekitar 160 an siswa) dan juga membantu kelas 10 yang baru masuk dan masih menggunakan kurikulum KTSP yang harus dapat bimbingan dalam memilih jurusan nanti.
    Untuk membantu siswa memilih jurusan yaitu dengan tes minat yang dilakukan oleh tim khusus dari luar,dan mereka sendirilah yang memberikan nilai tesnya. Dan pak……. melakukan assessment awal untuk mengetahui kepribadian setiap individu, dan menggali informasi sebanyak mungkin untuk bahan konseling dan untuk melanjutkan ke program selanjutnya. Pak…… melakukan assessmen menggunakan instrument ITP (inventori teori perkembangan) yang dikeluarkan langsung oleh UPI Bandung. Dari hasil tes ini nanti akan diketahui permasalahan-permasalahan setiap individu, dan untuk melakukan konseling kelompok itu dikumpulkan dari orang-orang yang memiliki masalah yang sama. Namun untuk saat ini bimbingan kelompok belum terlaksana karena keterbatasan ruangan tersebut, untuk sekarang masih menggunakan bimbingan klasikal yaitu dengan layanan dasar saja seperti : pemberian materi tentang bimbingan social-pribadi, bimbingan karir, dan bimbingan akademik saja.
    Lalu bagaimana memberikan layanan dasar tersebut?. Pak……. Melakukan layanan dasar dengan cara masuk ke kelas-kelas, itupun harus mencari jam-jam kosong saja, seperti disaat tidak ada guru yang masuk karena ijin atau hal lainya,atau nyolong jam lain, dan jika ada siswa butuh bimbingan individual atau kelompok itu bisa diatur jadwal untuk bimbingan, biasanya di jam istirahat dan disitu pak,,,,,,, meminta izin kepada petugas piket untuk masuk kelas dan memberikan materi-meteri tersebut. Untuk melakukan kerjasama dengan pihak lain, pak,,,, melakukan kerjasama dengan wakasek kesiswaan dan wali kelas mengenai bimbingan belajar, dan untuk bimbingan karir bekerjasama dengan pelatih di ekskul tapi tetap yang infentariskan itu bk, guru bk sebar angket dan kemudian kita yang mengarahkan siswa sesuai minat dan bakatnya yang telah dilihat dari pengisian angket tersebut. Namun ada saja kasus ketika anak tidak mau mengikuti ekskul walaupun sudah kita arahkan, cara mengatasinya yaitu dengan tetap menorong agar siswa mengikuti minimal 1 ekskull untuk mengisi kekosongan agar kekosongan itu tidak diisi dengan hal yang negative.
      Antusiasme anak menjadi PR bagi guru bk, karena image siswa mengenai guru bk itu sudah buruk, mereka mengenal guru bk itu merupakan guru yang punishment, yang galak,guru jutek, yang hanya menangani murid yang bermasalah saja. Cara mengatasinya yaitu dengan melakukan pendekatan-pendekatan terhadap anak atau ngobrol dengan murid akrab dengan murid (jemput bola), dan diawal mengisi materi selalu diberi pertanyaan “apa yang kalian ketahui mengenai guru BK” dan jawabannya selalu negative-negatif, setelah itu memberikan penjelasan yang menyeluruh kepada siswa mengenai seperti guru BK yang sebenarnya dan menghilangkan kesan yang buruk dari fikiran siswa. Dan guru BK harus memiliki sikap yang empatik, simpatik, dan menjaga kerahasiaan siswa yang curhat. Kesan guru bk yang killer disekolah harus dihapus, karena bagaimana bisa menggali informasi dari murid jika murid saja sukar untuk ngobrol atau curhat kepada guru bk. Alhamdulillah kesan terhadap guru BK di SMAN 1 KOPO ini semakin baik, jadi banyak siswa yang sudah mulai curhat ke guru bk, bahkan ada yang sampai menangis, dll.
      Resiko jadi guru BK itu kadang-kadang selalu kesan miring dari guru-guru atau yang lainnya yang belum mengetahui program BK itu seperti apa. Contoh : guru BK dekat dengan murid perempuan kelas 12 yang berpenampilan menarik, itu selalu ada kesan bahwa ada kedekatan tertentu antara guru BK dan siswanya seolah-olah secara emosi ada ketertarikan. Itu adalah hal yang wajar ketika ada yang berpikiran seperti itu, dan kita sebagai guru BK membantu murid karena ada rasa empati ingin membantu bukan karena rasa suka yang lain.
      Dan untuk mengatasi permasalahan seperti pemikiran negatif guru-guru lain mengenai tugas guru BK yang dinilai hanya duduk-duduk saja atau sering dekat dengan siswa khususnya siswa perempuan, pak,,,,,,, secara pribadi memberikan pengertian kepada guru-guru lain mengenai tugas atau program guru BK itu tidak sama dengan tugas atau program dari guru mata pelajaran yang lain. Langkah-langkahnya mungkin sama dengan guru MP lain, ada program ada silabus. Namu yang membedakan ialah, guru bk membuat silabus stelah melakukan tahap assessment awal tadi dan mengetahui kebutuhan setiap individu, tetapi guru MP yang lain itu sudah sejak awal mereka membuat silabus. Dan silabus guru BK akan berbeda setiap smesternya, karena harus disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan pribadi individu. Ada individu yang harus dilayani dalam bimbingan social-pribadi dan smester selanjutnya mungkin individu tersebut kembali harus mendapatkan layanan yang sama atau mungkin harus mendapatkan layanan bimbingan di karirnya. Silabus tersebut akan berubah sesuai dengan hasil dari kegiatan layanan selama 1 smester sebelumnya.
        Jadi guru bk itu tidak sulit, malah menyenangkan, karena selalu berhubungan dengan orang-orang berbeda setiap harinya dan menganal banyak karekter. Ada suatu kebanggaan juga ketika bisa membantu anak dalam memecahkan masalahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar