Dalam beberapa tahun ini aspirasi
masyarakat semakin meningkat dalam banyak hal, khususnya aspirasi masyarakat
terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, aspirasi
terhadap pendidikan. Orang-orang mulai melihat bahwa untuk memiliki hidup yang
sehat dan hidup yang lebih layak harus ada pekerjaan tetap yang menopang bagi
kehidupan, dan pendidikan memberi jaminan agar bisa mendapatkan pekerjaan yang
dimaksudkan. Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka
orangtua mendorong anaknya untuk sekolah, agar nantinya anaknya dapat
memperoleh pekerjaan yang layak. Dorongan ini juga meningkat di dalam diri anak
itu sendiri.
Lalu apa akibatnya dari perubahan social
ini? Bukankah sangat baik jika masyarakat menyekolahkan anaknya?, ya memang
benar sangat baik jika orang tua menyekolahkan anaknya. Namun gejala yang
timbul dari perubahan sosial ini yaitu membanjirnya pelamar pada
sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota, disamping ada
pendidikan formal juga bermunculan ragam pendidikan non formal.
Dan juga ada beberapa hal tidak dikehendaki
antara lain ialah seleksi penerimaan siswa baru pada jenis dan jenjang
pendidikan menjadi kurang objektif, jumlah murid dan siswa perkelas melebihi
yang seharusnya, jumlah kelas setiap kelas membengkak, diadakannya proses
belajar yang bergilir pagi dan sore dengan pengurangan jam belajar, kekurangan
sarana belajar, kekurangan guru. Dampak langsung dan tidak langsungnya terasa
pada ketidak efektifitas belajar mengajar.
Namun demikian, bukan berarti aspirasi
masyarakat terhadap pendidikan harus diredam, bahkan justru harus ditingkatkan
dan dibangkitkan, utamanya dalam masyarakat yang belum maju dan masyarakat di
daerah terpencil, sebab aspirasi menjadi motto penggerak roda kemajuan.
Sumber : Umar,Tirtarahardja. (2010). Pengantar
Pendidikan.Jakarta ;PT RINEKA CIPTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar