Selasa, 04 Oktober 2016

Masalah perbedaan individu dan Masalah Kebutuhan Individu

Masalah perbedaan individu
       Keunikan individu memiliki arti bahwa setiap individu berbeda di dalam aspek-aspek pribadinya. Baik itu aspek jasmaniah ataupun aspek rohaniah. Individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Timbulnya perbedaan ini dikarenakan factor pembawaan dan juga lingkungan sebagai komponen utama pembentukan karakter individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu,meskipun dengan lingkungan yang sama. Begitu juga dengan lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu meskipun pembawaanya sama.
       Di sekolah sering tampak masalah perbedaan individu,contoh, ada siswa yang cepat dalam belajar ada yang lambat belajar,ada yang menonjol dalam kecerdasan tertentu (seperti linguistic) tetapi kurang cerdas dalam bidang lain (seperti kinestetik). Hal ini akan membawa konsekuensi pelayanan pendidikan, seperti yang menyangkut metode-metode pembelajaran, bahan pelajaran, alat-alat pelajaran, penilaian, dan pelayanan lainnya. Perbedaan individu juga kerap kali menimbulkan masalah-masalah,baik bagi siswa itu sendiri maupun terhadap lingkungannya. Siswa akan kesulitan dalam penyesuaian antara keunikan dirinya dan lingkungan di sekolah. Ini dikarenakan pelayanan pendidikan umumnya program pendidikan memberikan pelayanan atas dasar ukuran-ukuran pada umumnya atau rata-rata.
       Mengingat tujuan dari pendidikan itu adalah mengembangkan secara optimal dari setiap individu, maka masalah perbedaan individu ini perlu dapat perhatian dalam pelayanan pendidikan. Hendaknya sekolah memberikan pelayanan sesuai dengan keunikan masing-masing individu.
      Usaha melayani siswa secara individual ini bisa di tempuh melalui program bimbingan dan konseling. Dengan demikian keunikan masing-masing siswa itu tidak banyak menimbulkan masalah yang menghambat mereka dalam seluruh proses pendidikan.
      Beberapa perbedaan yang perilu mendapat perhatian diantaranya ialah perbedaan dalam kecerdasan, prestasi, motivasi, cita-cita, minat, karakter, ciri-ciri fisik, cita-cita, kemampuan dalam berkomunikasi atau berhubungan interpersonal, kemandirian, kedisiplinan, dan tanggung jawab.
       Untuk memahami keragaman karakteristik individu, dapat dilakukan melalui teknik tes dan non tes. Teknik tes meliputi psikotes (kecerdasan, kepribadian, dan minat) dan tes prestasi belajar. Sementara teknik non tes meliputi angket, wawancara, observasi, sosiometri, autobiografi, dan catatan anekdot.
      Data tentang keragaman individu akan sangat bermanfaat bagi usaha layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah,maupun mahasiswa di perguruan tinggi.
Masalah Kebutuhan Individu
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya prilaku seseorang. Individu berprilaku karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi setiap individu. Jika kebutuhan berhasil dipenuhi oleh individu maka dia pun akan merasa puas,begitupun sebaliknya,jika kebutuhan tidak terpenuhi maka individu tidak akan merasa puas dan banyak menimbulkan masalah bagi dirinya maupun lingkungannya.
      Berpegangan bahwa tingkah laku individu merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan, maka kegiatan belajar merupakan perwujudan dari usaha memenuhi kebutuhan tersebut. Sekolah hendaknya menyadari kebutuhan-kebutuhan setiap siswa guna mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut.
     Secara psikologis kebutuhan individu dibagi menjadi dua yaitu, kebutuhan biologis dan kebutuhan social psikologis. Kebutuhan-kebutuhan yang harus diperhatikan sebagai berikut.
1. Memperoleh kasih saying
2. Memperoleh harga diri
3. Memperoleh penghargaan yang sama
4. Ingin dikenal
5. Memperoleh prestasi dan posisi
6. Untuk dibutuhkan orang lain
7. Merasa bagian dari kelompok
8. Memperoleh rasa aman dan perlindungan diri
9. Memperoleh kemerdekaan diri
     Terkait pembahasan ini, Abraham Maslow mengemukakan bahwa motivasi manusia diorganisasikan dalam hirarki kebutuhan (needs), yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematik, dalam mana kebutuhan dasar (basic need) harus memenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan-kebutuhan ini bersifat instinktif yang mengaktifkan atau mengarahkan tingkah laku manusia.
      Meskipun kebutuhan ini bersifat instinktif, namun ringkah laku yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut sifatnya dipelajari. Sehingga terjadi variasi tingkah laku dari masing-masing orang dalam cara memuaskannya.
      Kebutuhan-kebutuhan itu memiliki karakteristik sebagai berikut.
a.       kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan yang kuat, potensial, dan prioritas, sementara yang paling tinggi merupakan yang paling lemah.
b.      Kebutuhan yang lebih tinggi muncul terakhir dalam rentang kehidupan manusia. Kebutuhan fisiologis(biologi) dan rasa aman muncul pada masa anak-anak, kebutuhan akan pengakuan dan penghargaan muncul pada usia remaja, sementara kebutuhan “self-actualization” muncul pada usia dewasa.
c.       Kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi kurang dibutuhkan dalam rangka mempertahankan hidup, sehingga pemuasannya dapat di abaikan. Kegagalan dalam pemuasannya tidak menimbulkan krisis, tidak halnya dengan memenuhi kebutuhan yang lebih rendah. Dengan alasan ini, Maslow menyebut kebutuhan rendah dengan kebutuhan deficit atau defisiensi. Kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini akan mengakibatkan defisiensi (ketidaknyamanan) dalam diri individu.
d.      Walaupun kebutuhan tinggi kurang begitu perlu dalam rangka “survival”, namun kebutuhan itu sendiri telah memberikan konstribusi terhadap “survival” itu sendiri dan juga perkembangan. Kepuasan yang diperoleh dapat meningkatkan kesehatan, panjang usia, dan efisiensi biologis. Dengan ini, Maslow menamakan kebutuhan ini dengan kebutuhan perkembangan atau berada(growth or being needs)
e.      Pemuasan terhadap kebutuhan yang lebih tinggi sangat bermanfaat, baik bagi fisik maupun psikis. Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang, bahagia, dan perasaan bermakna.
f.        Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan situasi eksternal yang lebih baik (iklim kehidupan social, ekonomi, dan politik) daripada peuasan kebutuhan yang lebih randah. Contoh: untuk mencapai “self-acrualization” memerlukan suasana kehidupan yang memberi kebebasan dan berpeluang.

       Hirarki kebutuhan tersebut meliputi fisiologis (biologis), rasa aman, pengakuan, kognitif, estetika, dan aktualisasi diri.

selanjutnya akan di posting mengenai hirarki kebutuhan menurut Maslow


Tidak ada komentar:

Posting Komentar